UMUM

Desember 5, 2008 ismawardah

KEKUATAN PERTAHANAN LAUT KERAJAAN ACEH

A. Latar Belakang

Letak geografis dari Aceh sangatlah strategis, sehingga merupakan pintu gerbang sebelah barat kepulauan Indonesia dan karena letaknya di tepi selat Malaka, maka Aceh sangatlah penting bagi lalu lintas internasional. (Debdikbud, 1997/1978:27). Hal ini menyebabkan Aceh berperan dalam pelayaran antara Negara-negara jauh sebelah barat Aceh. Seperti India, Arab dan Eropa di satu pihak, dan Kamboja, Cina di pihak lainnya. Aceh juga sering dikunjungi oleh kapal-kapal yang berlayar di dua jurusan antara bagian dunia.

Selain karena letak geografisnya yang strategis, Negara-negara besar di Eropa tertarik berkunjung ke Aceh juga karena adanya potensi-potensi ekonomi yang cukup besar dan penting. Aceh terkenal sebagai gudang lada dan pinang di pulau Sumatera (Ibrahimy, 1993;7). Potensi ekonomi yang cukup besar dan sangat penting yang dimiliki oleh Aceh menyebabkan bangsa Eropa berkeinginan untuk berkunjung saja, tapi bangsa Eropa juga berkeinginan untuk menguasai Aceh. Bangsa Eropa ini pada berlomba-lomba berupaya untuk bisa menguasai Aceh dan mengambil potensi-potensi ekonomi di Aceh ini. Namun usaha-usaha bangsa Eropa ini bisa digagalkan oleh Angkatan Laut Aceh yang sangat kuat dan cukup besar.

B KEKUATAN PERTAHANAN LAUT KERAJAAN ACEH

Aceh adalah salah satu-satunya kerajaan di Sumateran yang pernah mencapai kedudukan yang cukup tinggi dalam politik dunia internasional. Aceh juga dikenal sebagai salah satu kerajaan di nusantara yang memiliki angkatan laut yang cukup besar dan sangat kuat (Dr. Ismail, 1980;29). Pada masa kepemimpinan Iskandar Muda, kerajaan Aceh memiliki Armada Laut (angkatan laut) yang diperkirakan memiliki 100-200 kapal. Diantaranya, kapal yang berdiameter 30 meter dengan kapasitas awak kapal 300 sampai 600 orang penumpang dan kapal perang milik Aceh ini dilengkapi dengan 3 buah meriam tiap kapal. (mussim.blogspot.com/2006/10/Datuk Shahalan-di-hasiantar; halaman 1). Aceh juga mendatangkan kapal perang besar, yang juga dilengkapi meriam yang didatangkan dari Turki untuk memerangi orang-orang Eropa yang hendak merebut perdagangan pribumi (Djoened, 1992;96). Aceh juga memperkerjakan seorang Belanda sebagai penasihat militer yang mengenakan teknik perang bangsa Belanda dan Perancis.

Angkatan laut Aceh ini mampu mengalahkan dan menghancurkan banyak pertanahan laut dari kerajaan tetangga, bahkan Aceh juga mampu mengalahkan angkatan laut dari Negara-negara Eropa (seperti: Portugis, Inggris, Belanda) yang selalu berupaya untuk menguasai kerajaan Aceh. Negara-negara besar di Eropa tersebut tertarik pada Aceh karena kedudukannya yang sangat strategis dan banyaknya terdapat potensi-potensi ekonomi yang cukup besar dan penting. Aceh terkenal sebagai gudang lada yang ditanam di daerah pantai barat, dan pinang yang ditanam dipantai utara dan timur (Ibrahimy, 1993;7).

  1. PERTAHANAN KERAJAAN LAUT ACEH DALAM MENGHADAPI MUSUH-MUSUH

a. Pertahanan Laut Kerajaan dalam Menghadapi Angkatan Laut Portugis

Pada pertengahan abad ke-16 Portugis berhasil menduduki Malaka, beberapa kali armada kerajaan Aceh muncul di perairan Selat Malaka guna menghadang armada Portugis langsung pada markasnya di Malaka. Dalam menghadapi armada laut Portugis, Aceh menjalin kerjasama dengan Jepara karena dinilai Jepara cukup kuat sebagai sebuah kerajaan Islam di Jawa dan mempunyai kedudukannya juga strategis dan armada laut Jepara yang cukup tangguh. Pada tahun 1573 Aceh dan Jepara berhasil membentuk suatu persekutuan militer untuk menghadapi armada Portugis.

Ekspedisi armada (angkatan laut) kerajaan Aceh ini berlangsung berulang-ulang kali di selat Malaka. Pada tahun 1575, armada laut Portugis dihancurkan oleh angkatan laut kerajaan Aceh yang digambarkan sebagai kabut hitam yang menutupi Selat Malaka. Ekspedisi yang gemilang diselat Malaka adalah berkat kepahlawanan Laksamana yang memimpinnya ialah raja Maekuta, yang pernah disebut-sebut dalam surat ratu Elisabeth dari Inggris dan dihantarkan kepada Sultan Aceh oleh Sirjames Lancaster pada tahun 1602. (Ibrahimy, 1993;2-3).

b. Pertanahan Laut Aceh dalam Menghadapi Angkatan Laut Kerajaan Cola

Perlahan laut Aceh juga diancam oleh penyerangan yang dilakukan oleh Armada laut kerajaan Cola. Karena kekuatan dan perlawanan sering yang diberikan oleh angkatan laut Aceh dan karena kedudukan Aceh yang strategis yakni pada pintu masuk menuju Selat Malaka, menyebabkan serangan kapal-kapal cola dibawah komando “Raindracola” disungai musi yang nampak berbahaya gagal total dan angkatan laut kerajaan Cola dapat dipatahkan. (Dr. Ismail, 1980; 29).


A. KESIMPULAN

Letak geografis kerajaan Aceh yang sangat strategis dan potensi ekonomisnya yang cukup besar mengakibatkan kerajaan Aceh didatangi orang-orang dari Negara jauh disebelah barat Aceh, bahkan bangsa Eropa berupaya menguasai kerajaan Aceh. Namun upaya bangsa Eropa untuk menyerang dan menguasai kerajaan Aceh selalu gagal, karena kekuatan laut Aceh sangatlah kuat dan besar. Angkatan laut yang berhasil ditaklukkan Angkatan Laut Aceh yaitu Angkatan laut Portugis dan Angkatan laut Cola.


DAFTAR PUSTAKA

Djoened Posponegoro, Marwati dkk. 1992. Sejarah Nasional Indonesia III. Jakarta; Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Gede Ismail, Muhammad. 1997. Pasal Dalam Perjalanan Sejarah (Abad ke-13 Sampai Awal Abad ke-16). Jakarta; Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI.

Debdikbud. 1997/1978. Sejarah Daerah Provinsi Daerah Istimewa Aceh. Jakarta; Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Ismail Suny, Prof, Dr. S.H,M.CL.1980. Bunga Rampai Tentang Aceh. Jakarta; Bhrata Karya Aksara.

Ibrahim, H.M. Nur. El. 1993. Selayang Pandang Langkah Diplomasi Kerajaan Aceh. Jakarta: Grafindo.

http:///www.Glogspot,com/2006/10/Datuk-Sahilan-di-hasiantar;hlm1.

Entry Filed under: BUDAYA BANJAR

Tinggalkan komentar

Trackback this post  |  Subscribe to comments via RSS Feed

Laman

Kategori

Kalender

Desember 2008
S S R K J S M
1234567
891011121314
15161718192021
22232425262728
293031  

Most Recent Posts